Selasa, 04 Januari 2011
mencoba membuat novel, semoga bisa dibaca oleh orang. ini hanya cuplikan bagian depan atau bagian awal saja.
BAB I
Anah, Ani, Avril adalah tiga sahabat yang berbeda watak dan perilaku tetapi memiliki satu hati dan persaan yang sama dan patut sebagai contoh bagi orang lain yang ingin ikut menjalin sahabat. Ani yang mempunyai berat badan 45 dan tinggi badan 150. Tidak beda jauh dengan avril dengan berat badan 48 dan tinggi 153. Sedangkan anah cewe paling subur diantara kami dengan berat badan 50 tinggi 161.
Mereka berbaring di kasur Aku dengan ruangan yang bernuansa pink dan merah. Pintu teras kamarku yang berada di tingkat dua ini dibuka lebar, memberi kesempatan udara segar masuk ke kamarnya. Dengan alunan musik yang melo mereka berbagi cerita dan bercanda.
Orang tuaku lagi gak pada di rumah, mereka sibuk kerja di luar kota. Tapi aku tetap bahagia karena ada sahabat yang setia menemaniku. Aku juga sayanag sekali kepada orang tuaku. Walaupun mereka sibuk dengan kerjaan mereka di luar kota, tapi mereka selalu ada untukku jika aku membutuhkannya. Jadi aku sangat sayang orang-orang disekelilingku.
Anah dan Avril lagi curhat tentang pacarnya masing-masing dan hanya Aku yang sembari tadi tergolek ditempat tidur sambil memperhatikan kedua sahabatku yang sedang asyk bercanda akhirnya membuka sebuah kalimat. “Sampai kapan gue akan terus seperti ini ya? Jadi jomblowati.” Ucap Aku menghentikan kesibukan kedua sahabatnya itu.
“Aku ingin seperti kalian, punya pacar cakep, udah gitu tajir, baik lagi.” Lanjut Ani ysng sepertinya menyesali keadaan jomblo ini. dan mengubah keadaan yang ramai seramai pasar karena ulah mereka dan sekarang hanya terdengar musik cari jodoh miliknya wali. Yang sepertinya mendukung suasana hatiku.
Anah dan Avril tertawa menyindir ani. “gue sadar, mungkin belum saatnya untuk gue pacaran kali ya?” Lanjut Aku kembali dengan nada suara datar tidak ada perubahan intonasi walaupun kedua sahabatnya sudah menertawainya dari tadi.
Aku kembali dengan kegiatanku tadi, yaitu diam. Dengan melihat keadaan ini kedua sahabatku mulai memperhatikan kata-kataku tadi.
“ya ampun kasihan juga sahabat gue yang ini. Belum dapat cowo dari dulu sampai sekarang.” Ucap Anah sambil memelukku dengan erat, “sepertinya Anah serius kasihan sama Aku, tapi apa Aku patut dikasihi karena belum punya cowo? Rasanya berlebihan dech….” kataku dalam hati.
“iya nich,… apa perlu kita cariin cowo buat Lo?” avril ikut berusaha menyemangatiku
“gak perlu sampai segitunya lah…. gue percaya kalau sudah jodoh pasti dipertemukan.”jawabku.
“gak perlu gimana??” Tanya Avril singkat.
“iya, Lo gimana sich? Gue yakin, kalau Lo udah ngeluh gini pasti berat banget buat Lo. Pokoknya kita harus melakukan sesuatu buat sahabatku ini, iya gak vril??” ucap Anah, aku tau dia lebih mengerti keadaanku. Kata-kata itu membuatku lebih semangat.
“sepertinya gue tau orang itu siapa, yang pantas dan cocok banget untuk Ani.” Ucap Avril sambil senyum-senyum menatapku.
“siapa vril?” Tanya Anah begitu semangat. “tapi kenapa mesti secepat ini, kan gue belum nyari, belum melakukan apa-apa untuk sahabatku ini.” Lanjut Anah.
“yang penting kan Ani seneng dulu. Emangnya Lo gak bakal seneng kalau lihat Ani senang ya?” Tanya Avril ke Anah.
“ya, pasti gue seneng lah, Lo gimana sich? Masa gue sedih lihat sahabat gue seneng.”
“terus?” Tanya Avril menyelidik.
“kalian itu pada kenapa sich? Udah dech jangan ributin masalah ini. Lagian gak penting juga.” Ucapku menghentikan perselisihan mereka.
“menurut Lo gak penting , tapi menurut kita ya pasti penting lah, karena, Lo sepertinya kesepian dech.” Ucap avril.
“Enak banget ni sohib gue ngomong, kasihan…? Aduuuh…. Gak banget dech.” Kataku dalam hati.
“ tadi katanya Lo udah tau siapa yang pantas buat anah? Tanya Anah ke Avril.
Avril mengingat kembali ucapannya tadi, dan memukul kepalanya dengan telapak tangan terbuka. Kebiasaan Avril kalau inget sesuatu. “oh iya, gue lupa… Lo tau kan cowo yang suka sama Lo di sekolah? Lo mah gak bakal tau An..” menunjuk Anah.
Anah emang gak bakal tau karena dia gak sekolah di tempat Aku dan Avri sekolah. Anah sekolah di SMA N 01 BREBES sadangkan tempat sekolah aku dan Avri di SMA N 01 WANASARI BREBES. Emang gak jauh beda sich dari namanya, tapi kalu dilihat dari prestasi sekolahku gak kalah saing dengan sekolah Anah.
Sedangkan kalau dilihat dari terkenalnya, sekolah Anah jauh lebih terkenal karena terletak di kota. Dan tempat sekolahku jauh lebih mewah. Itu menurut guru tempat kami sekolah, mewah itu karena tempat kami sekolah mepet sawah. dan jarak antara sekolahku dan Anah cukup jauh.
Anah akhirnya tidak komen lagi yang aneh-aneh hanya bilang. “iya gue tau ko.” Jawab anah singkat.
“bagus kalau gitu… jadi Lo tau kan yang mesti lo kerjain. Bikin minuman donk gue haus nich?” jawab Avril sambil melirik ke arahku sepertinya sedang menyindir seseorang, setelah diselidiki ternyata menyindirku,
“owhHH…kalian haus ya? Kenapa gak ngomong dari tadi?” Tanyaku.
“masa kita mesti ngomong sich, harusnya kan tuan rumah yang mestinya lebih tau tanpa tamunya ngomong.” Jawab Avril. Ada benernya juga sich, seharusnya aku yang lebih cekatan menyediakan makan ples minum untuk sahabatku ini.
“iya sayang,… gitu aja nyewot.”
“nah gitu donk…”
Aku keluar kamar dan memanggil bu amah untuk mengantarkan makan dan minuman kesini. Bu amah adalah pembantu di rumahku. Aku tidak memanggilnya bibi karena aku menganggapnya sebagai keluargaku sendiri.
Tidak lama kemudian bu amah datang. “makanan datang..” ucap bu amah.
“Makasih ya bu. Ibu mau ikut gabung sama kita?” tanyaku ke bu amah.
“kalau saya gabung, nanti rencananya buyar lagi. Lagian kerjaan di belakang belum selesai neng.”
“owh…. Ya udah ga ap lah.”jawabku.
“permisi neng. Silahkan dimakan makanannya, jangan dibuang ya? Nanti kalau mau nambah hubungi saya di belakang.”rayu bu amah.
“ bu amah bisa aja dech. Ya dah maksih ya?”
Bu amah kembali ke belakang dan Avril melanjutkan kata-katanya. Aku pun kembali ke ranjang ku yang empuk bergabung dengan mereka.
“hasankan suka samo Lo. Dia cakep, bonyok nya kaya lagi. Cocok banget tuch seperti harapan Lo.”
“ gue pulang duluan yach? Nyokap dah sms nyuruh gue pulang.” Dengan buru-buru Anah membereskan barang bawaannya. “daahhh…. Nanti kasih tau gue hasilnya gimana, ocey?”
“hati-hati An,..”aku mengingatkan Anah, kemudian aku menatap Avril dan melanjutkan kata-kataku.
“gimana?” Tanya avril.
“aduh…. Jangan dia donk vril, emang gak ada yang lain? Dia tuch….” Belum sempat aku melanjutkan kata-kata sudah dipotong duluan sama Avril.
“Udah diem! Dia tuch keren, cakep, cool lagi. Lo mendingan gak usah banyak mikir soal dia, Ocey…? ”
Aku menarik nafas dalam-dalam. “Lo gak tau dia tuch gimana Vril.” Jelas Aku ke Avril.
“Ani, dia tuch baek. Cocok banget sama Lo. Dicoba dulu kenapa si? Yach…?
untuk mau tahu lebih lanjut kunjungi e-mail saya 26oxiez@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar